Wayang Kulit Meriahkan HUT ke-45 Desa Bukit Raya, Warga Antusias Rayakan Budaya Leluhur

Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA – Ribuan warga memadati halaman kantor Desa Bukit Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, pada Selasa malam (17/6/2025) untuk menyaksikan pergelaran wayang kulit dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 desa tersebut. Acara yang dikemas secara meriah itu tak hanya menjadi bentuk hiburan, tetapi juga menjadi simbol penguatan nilai-nilai budaya, kebersamaan, dan identitas lokal.
Pagelaran wayang kulit ini menampilkan dalang ternama, Ki Cahyo Kutadi, yang memukau penonton dengan lakon yang sarat makna. Penampilan Ki Cahyo semakin lengkap dengan suara merdu para sinden, Ibu Sukesi Rayu dan Niken Salindry, yang menyanyikan tembang-tembang Jawa klasik dengan penuh penghayatan. Sejak awal pertunjukan hingga selesai, warga tampak antusias dan terhanyut dalam kisah dan irama gamelan yang mengalun syahdu.
Kepala Desa Bukit Raya, Harnoto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan hari jadi desa bukan hanya sebagai seremonial, melainkan juga momentum untuk merefleksikan perjalanan desa selama 45 tahun berdiri. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu membawa desa ke arah yang lebih baik dengan tetap memegang teguh nilai-nilai budaya.
“Kita perlu melihat dan mendengarkan apa yang disampaikan malam ini dengan hati yang terbuka,” ujar Harnoto di hadapan warga yang hadir.
Ia menekankan bahwa pertunjukan budaya seperti ini memiliki nilai edukatif dan spiritual yang mendalam, terutama dalam memperkuat jati diri masyarakat dan mempererat tali silaturahmi antargenerasi.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan malam ini membawa berkah dan semangat baru, terutama untuk kemajuan desa ke depan,” tambahnya.
Wayang kulit dipilih sebagai pertunjukan utama dalam perayaan ini karena dinilai mampu mengajarkan nilai-nilai kehidupan, seperti kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Nilai-nilai tersebut, menurut Harnoto, sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini yang sedang menghadapi tantangan kemajuan zaman dan perubahan sosial yang cepat.
Tokoh masyarakat setempat, Arianto, juga menyoroti pentingnya acara semacam ini dalam menjaga keberlangsungan budaya. Ia mengatakan bahwa masyarakat Desa Bukit Raya sangat menghargai kebudayaan, baik yang berasal dari suku asli Kutai maupun kebudayaan lain yang telah membaur secara harmonis di lingkungan desa.
“Pagelaran wayang kulit pada HUT Desa Bukit Raya adalah wujud nyata kecintaan kita terhadap seni dan budaya peninggalan leluhur,” tutur Arianto.
“Budaya yang ada ini harus terus dijaga dan diwariskan kepada anak cucu agar tetap hidup dan dikenal,” lanjutnya menegaskan.
Kemeriahan acara malam itu menjadi bukti bahwa seni tradisi masih mendapat tempat khusus di hati masyarakat. Warga dari berbagai penjuru desa hadir bukan hanya sebagai penonton, tapi juga sebagai bagian dari perayaan kebudayaan yang penuh makna.
Selain sebagai hiburan, kegiatan ini juga menjadi ruang berkumpul lintas generasi, di mana orang tua mengenalkan seni budaya kepada anak-anak mereka. Ini dianggap sebagai langkah strategis dalam menjaga kesinambungan budaya di tengah terpaan arus globalisasi dan digitalisasi.
Semangat kebersamaan yang tercermin dalam HUT ke-45 ini diharapkan menjadi energi positif untuk terus membangun desa dalam semangat gotong royong dan kearifan lokal. Melalui warisan seni seperti wayang kulit, masyarakat Desa Bukit Raya menunjukkan bahwa tradisi dan kemajuan dapat berjalan beriringan demi masa depan yang lebih baik. (Adv/ Diskominfo Kukar)
Share this content:
Post Comment