Terungkap: Mayoritas Crazy Rich India Menyimpan Kekayaannya di Tempat Ini
India kini menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan jumlah individu super kaya tercepat di dunia. Hal ini diungkap dalam laporan riset terbaru dari Knight Frank yang dirilis pada Senin (4/8/2024).
Dalam laporan tersebut, Mumbai—pusat keuangan utama India—telah melampaui Beijing dan kini menjadi kota dengan jumlah miliarder terbanyak di Asia. Secara global, Mumbai berada di posisi ketiga setelah New York dan London dalam hal populasi miliarder.
Menurut Knight Frank, jumlah individu ultra-kaya di India, yakni mereka yang memiliki kekayaan bersih minimal USD 30 juta (sekitar Rp 485 miliar), meningkat sebesar 6,1% menjadi 13.263 orang pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini diperkirakan akan melonjak hingga 50,1% pada tahun 2028.
Secara karakteristik, orang-orang kaya India dilaporkan tertarik untuk ‘memarkirkan’ uang di beberapa aset dan juga bentuk investasi. Berikut daftarnya mengutip data CNBC International:
1. Properti.
Presiden perusahaan manajemen kekayaan Nuvama Private, Alok Saigal, menyebut sekitar 30% dari investasi orang super kaya India masuk ke properti mewah. Kebanyakan dari proyek-proyek di luar negeri seperti di Dubai, Uni Emirat Arab.
“Orang-orang telah menjauh dari investasi di tanah karena kurang likuid, dan lebih banyak kekayaan telah dialokasikan untuk properti perumahan sejak pandemi,” tambahnya.
“Luar negeri telah menjadi topik yang cukup signifikan dan relevan bagi orang India saat ini. Jadi orang-orang ingin memindahkan sebagian aset mereka ke luar negeri atau mencari eksposur global. Dan sekali lagi, real estat menjadi titik awal.”
Menimpali Saigal, direktur eksekutif perusahaan manajemen kekayaan Anand Rathi Wealth, Chethan Shenoy, mengatakan bahwa saat ini sekitar 20% dari properti lepas pantai Dubai dimiliki oleh investor India.
“Dubai memiliki semua hiburan India, makanan India … tetapi lebih canggih. Ini adalah Mumbai yang lebih canggih, Delhi yang lebih canggih,” katanya.
2. Startup.
Saigal mengatakan berinvestasi pada perusahaan rintisan atau startup menjadi semakin populer, terutama di kalangan generasi muda orang India yang kaya. Selama 15 hingga 20 tahun terakhir, banyak anak muda India belajar di luar negeri, memperluas kemampuan mereka, membangun jaringan, dan kemudian kembali untuk menjalankan bisnis mereka sendiri atau berinvestasi pada perusahaan startup.
“Teman-teman mereka telah memulai perusahaan rintisan mereka. Jadi berinvestasi dengan teman-teman mereka, menanamkan uang pada perusahaan rintisan ini telah menjadi satu hal besar bagi mereka,” tambahnya.
India diperkirakan akan menambah 180.000 startup pada tahun 2030, bersama dengan 280 unicorn, menurut estimasi penyedia informasi startup Inc42. Pada akhir tahun 2023, India memiliki 117.254 perusahaan rintisan, atau merupakan peningkatan eksponensial dari 350 pada tahun 2014.
Berinvestasi pada perusahaan tahap awal juga merupakan cara lain untuk melakukan diversifikasi portofolio mereka. Direktur pelaksana di Standard Chartered Bank, Nitin Chengappa, mengatakan bahwa hal ini disebabkan potensi keuntungan dari startup yang dapat menjadi berlipat ganda.
“Orang kaya India pada umumnya beralih ke investasi startup sebagai strategi dinamis untuk penciptaan kekayaan, memposisikan diri mereka untuk memperoleh keuntungan yang signifikan di sektor-sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti fintech, perawatan kesehatan, dan teknologi,” ungkapnya.
3. Barang mewah.
Chengappa dari Standard Chartered juga mengatakan orang kaya India juga secara aktif mencari peluang investasi alternatif. Data Knight Frank menyebut 17% kekayaan orang tajir India masuk ke barang mewah, dengan perhiasan, seni, dan jam tangan sebagai preferensi utama.
“Alternatif ini cenderung memiliki nilai intrinsik dan dapat dinikmati secara pribadi sambil menghargai dari waktu ke waktu. Investasi seperti perhiasan dan seni juga memiliki signifikansi budaya dan dapat dilihat sebagai simbol status,” jelas Chengappa.
4. Ekuitas.
Kepala penelitian di Emkay Wealth Management, K. Joseph Thomas, menyebut ekuitas tetap menjadi kelas aset favorit bagi orang kaya India. Ini dikarenakan potensinya untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi.
“Kelas aset investasi utama bagi orang-orang superkaya masih berupa saham ekuitas dan reksa dana ekuitas,” ucapnya.
“Tren kenaikan umum di pasar India terkait erat dengan pertumbuhan PDB negara tersebut dan arus masuk likuiditas, khususnya ke saham-saham berkapitalisasi menengah dan kecil.”
Chengappa dari Standard Chartered kembali menimpali dengan mengatakan sejumlah investor India memiliki preferensi tertentu dalam memilih saham. Ini terkait dengan potensi keuntungan yang tinggi.
“Investor kaya memiliki alokasi substansial dalam saham-saham unggulan, perusahaan-perusahaan berkapitalisasi menengah dengan pertumbuhan tinggi, dan investasi khusus sektor seperti farmasi dan teknologi.”
(Sumber : CNBC Indonesia)
Share this content:
Post Comment