Raja Charles III pun Terkena, Kapan Sebaiknya Pria Memeriksakan Prostat?
Pembesaran prostat jinak yang dialami Raja Charles III di awal 2024 membuat banyak pria lebih sadar akan kondisi tersebut. Pencarian mengenai “enlarged prostate” di Inggris pun melonjak tajam setelah kabar ini beredar.
Sebelum didiagnosis dengan kanker, Raja Charles III menjalani operasi untuk mengatasi masalah prostatnya pada usia 75 tahun. Lantas, pada usia berapa sebaiknya pria mulai memeriksakan kondisi prostatnya?
Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di antara penis dan kandung kemih pria, berperan penting dalam fungsi seksual. Namun, seiring bertambahnya usia, prostat bisa mengalami masalah yang berisiko memengaruhi kesehatan pria.
Gangguan prostat bisa dibagi menjadi tiga jenis: pembesaran prostat jinak, pembesaran prostat ganas, dan infeksi prostat. Menurut dr. Adistra Imam Satjakoesoemah, SpU, spesialis urologi dari RS Abdi Waluyo, pembesaran prostat umumnya terjadi pada pria usia 50 tahun ke atas.
“Memang bisa lebih cepat, tapi umumnya kami tentukan usia 50 tahun. Ada juga yang terkait dengan kanker prostat herediter, yang biasanya muncul di sekitar usia 40-an,” ujar dr. Adistra saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (28/03/24).
“Kalau saat ini, di bawah 40 atau 20 bisa nggak kena kanker prostat? Sampai detik ini sih belum ada ya,” imbuhnya.
“Jadi itu semua terkait sama mekanisme dari hormon testosteron sendiri, terhadap stimulasi atau sensitivitas dari sel sel masing-masing tadi si prostat. Dan tiap tiap orang itu punya reseptor, reseptornya berbeda beda di prostatnya,” lanjutnya.
Menurut dr Adistra, pada usia sekitar lima puluh tahun, pria mulai merasakan penurunan energi, menandai masuknya dalam fase chronicle. Terlepas dari ada atau tidaknya gejala, harus tetap concern dan melakukan cek Prostate-Specific Antigen (PSA).
Untuk gejala gangguan prostat sendiri umumnya terkait dengan masalah buang air kecil, karena adanya saluran kencing di bagian tengah prostat. Sehingga apabila ada pembesaran pada prostat maka dapat menyebabkan gangguan pada proses kencing.
“Gejala yang paling sering adalah salah satunya interruption in the urine stream, jadi kaya ser ser gitu ya kencingnya, dan yang paling sering terjadi di atas 70 persen case orang yang mengalami pembesaran prostat yang menyumbat, dia akan mengalami kencing malam,” imbuh dr Adistra.
Untuk penyembuhan gangguan prostat dapat dilakukan dengan beberapa macam, dapat melalui pemberian obat-obatan hingga operasi definitif. Hanya saja masing-masing memiliki efek samping.
Salah satu pengobatan minimal invasif pembesaran prostat yang saat ini diunggulkan salah satunya adalah Water Vapor Thermal Therapy untuk prostat dengan ukuran 30-80 ml. Sementara untuk pembesaran prostat yang lebih besar dapat dilakukan Prostate Laser Surgery.
(Sumber: detikcom)
Share this content:
Post Comment