Pacu Ketahanan Pangan, Desa Rapak Lambur Terapkan Pola Tanam Tiga Kali Setahun Lewat Program Oplah

Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Desa Rapak Lambur terus mengupayakan peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan melalui penerapan pola tanam tiga kali dalam setahun. Program ini dikembangkan dalam skema Optimalisasi Lahan (Oplah) sebagai respons terhadap ancaman krisis pangan dan dampak perubahan iklim yang makin dirasakan oleh masyarakat desa.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang desa untuk menciptakan sistem pertanian yang mandiri, efisien, dan adaptif terhadap tantangan cuaca ekstrem. Dengan intensifikasi tanam tiga kali setahun, Desa Rapak Lambur berharap dapat meningkatkan hasil panen tanpa harus membuka lahan baru, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Kami harap mereka bisa menjadi contoh bagi petani lainnya agar bisa melaksanakan kegiatan dari program Oplah dengan pola tanam tiga kali panen,” ujar Kepala Desa Rapak Lambur, Yusuf, saat ditemui pekan ini.
Program Oplah yang sedang dijalankan menyasar sejumlah kelompok tani aktif yang telah menunjukkan komitmen tinggi terhadap inovasi pertanian. Para petani ini diharapkan menjadi pelopor dan agen perubahan di tengah masyarakat dalam menerapkan metode tanam intensif.
Yusuf menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada dukungan teknis dari pemerintah desa, tetapi sangat ditentukan oleh partisipasi aktif petani sebagai pelaku utama di lapangan.
“Program ini tidak bisa berjalan tanpa partisipasi aktif dari petani sendiri, karena mereka yang paling tahu kondisi lahannya,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi terbuka dan saling percaya antara petani dan pemerintah desa, agar setiap kendala dalam implementasi pola tanam ini bisa segera diidentifikasi dan diselesaikan secara bersama.
Untuk memperlancar proses adaptasi ke sistem tanam tiga kali panen, Pemerintah Desa Rapak Lambur juga melibatkan para penyuluh pertanian sebagai pendamping langsung di lapangan. Mereka berperan dalam memberikan bimbingan teknis, monitoring perkembangan tanaman, serta mendampingi petani saat menghadapi tantangan teknis maupun cuaca.
Tak hanya soal hasil produksi, program Oplah juga memiliki tujuan jangka panjang membentuk pola pikir baru di kalangan petani. Pemerintah desa ingin menanamkan nilai-nilai inovasi, kerja kolektif, dan perencanaan yang sistematis dalam pola kerja pertanian desa.
“Lebih dari sekadar panen lebih banyak, kita ingin petani terbiasa berpikir maju dan bekerja sama dalam sistem yang lebih terstruktur,” tambah Yusuf.
Penerapan pola tanam tiga kali setahun diyakini mampu menjaga kestabilan pasokan pangan lokal, memperkuat ketahanan desa dari gejolak harga pasar, serta meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan. Hal ini menjadi sangat krusial dalam konteks perubahan iklim global yang menyebabkan musim tanam menjadi makin tidak menentu.
Dengan dukungan penuh dari para petani, penyuluh, serta sinergi dengan pihak terkait, Pemerintah Desa Rapak Lambur menargetkan desanya menjadi percontohan dalam hal kemandirian pangan dan pertanian tangguh di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kalau program ini dijalankan dengan serius dan gotong royong, saya yakin hasilnya akan membawa manfaat besar bagi seluruh warga,” pungkas Yusuf. (Adv/ Diskominfo Kukar)
Share this content:
Post Comment