KWT dan Petani Jadi Motor Utama Pemulihan Ekonomi Desa Ponoragan

BANNER-DISKOMINFO-2-scaled KWT dan Petani Jadi Motor Utama Pemulihan Ekonomi Desa Ponoragan

Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA – Setelah sempat terdampak banjir, Desa Ponoragan di Kecamatan Loa Kulu perlahan bangkit melalui penguatan sektor pertanian dan perikanan. Pemerintah desa bersama masyarakat berfokus membangun ketahanan ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal yang tersedia, dan keterlibatan aktif kelompok wanita tani (KWT) menjadi bagian penting dari proses pemulihan tersebut.

Plt Sekretaris Camat Loa Kulu, Khairuddinata, menyampaikan bahwa lebih dari setengah wilayah desa dimanfaatkan untuk perikanan air tawar. Sisanya digunakan untuk lahan pertanian yang menghasilkan berbagai komoditas pangan dan hortikultura yang mendukung kebutuhan pangan lokal dan pasar terdekat.

“Kami memang fokus ke perikanan dan pertanian karena itulah potensi utama desa kami,” katanya, Rabu (7/5/2025).

Pemerintah desa telah lama melibatkan kelompok tani dan KWT sebagai mitra utama dalam pembangunan ekonomi. Keterlibatan ini tidak hanya sebatas menerima bantuan, tapi juga dalam hal pelatihan kewirausahaan, peningkatan kualitas produk, dan pengembangan pasar.

KWT menjadi pendorong ekonomi kreatif di desa dengan menghasilkan berbagai olahan makanan berbahan dasar hasil tani dan perikanan. Produk-produk mereka kini mulai dikenal di tingkat lokal dan berpeluang dikembangkan sebagai produk unggulan desa.

“Perempuan di sini ikut aktif, mereka andalan juga untuk penguatan ekonomi desa,” ungkap Khairuddinata.

Meski bencana banjir sempat memukul mundur sektor perikanan, masyarakat bersama pemerintah desa tak tinggal diam. Mereka justru menjadikan peristiwa tersebut sebagai pemacu untuk memperkuat sistem perlindungan terhadap ancaman serupa di masa mendatang.

Sebagai respons, pemerintah desa kini menjalin kolaborasi lintas sektor dengan beberapa dinas teknis. Tujuannya adalah mencari solusi jangka panjang, termasuk perbaikan sistem drainase, pemetaan zona rawan banjir, serta pembangunan infrastruktur pendukung budidaya perikanan yang lebih tangguh.

“Kami ingin ada rekayasa teknis atau kebijakan agar ini tidak terus terulang,” tegasnya.

Untuk mendukung keberlanjutan program, Pemdes Ponoragan menyisihkan minimal 20 persen Dana Desa untuk program ketahanan pangan. Anggaran ini menyasar penyediaan bibit unggul, pupuk, peralatan tani, serta pembangunan kolam ikan.

Namun demikian, Khairuddinata menekankan pentingnya kebersamaan dan partisipasi warga. Ia mengingatkan bahwa pembangunan desa bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh warga.

“Kalau hanya mengandalkan pemerintah desa saja, hasilnya tidak akan maksimal,” ujarnya.

Dengan dukungan kelompok tani, KWT, serta semangat gotong royong masyarakat, Desa Ponoragan menunjukkan bahwa desa bisa bangkit dan mandiri, bahkan setelah dilanda musibah. Upaya ini sekaligus menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain yang menghadapi tantangan serupa. (Adv/Diskominfo Kukar)

Share this content:

Post Comment