Hadapi Dampak Perubahan Iklim, Desa Loa Raya Dorong Pertanian Adaptif dan Tangguh
Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA – Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menggagas strategi penguatan sektor pertanian dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang kian tak menentu akibat perubahan iklim global.
Kepala Desa Loa Raya, Martin, menyebutkan bahwa saat ini sekitar 30 hektare lahan pertanian produktif masih aktif dikelola masyarakat. Namun, hasil panen padi yang menjadi andalan utama warga kerap mengalami penurunan saat musim kemarau.
“Pendapatan dari panen padi di Desa Loa Raya masih tidak menentu, tergantung pada kondisi cuaca. Saat kemarau, masyarakat masih mengalami kekurangan air, sehingga panennya kurang maksimal,” kata Martin saat ditemui, Rabu (25/6/2025).
Cuaca ekstrem menyebabkan irigasi alami tak mampu menyuplai kebutuhan air secara optimal. Dalam situasi seperti ini, banyak petani enggan mengambil risiko menanam dalam skala besar karena potensi gagal panen cukup tinggi.
Kondisi tersebut membuat pemerintah desa mengambil langkah-langkah strategis. Martin menjelaskan, pihaknya sedang merancang pembangunan embung dan menyiapkan pengadaan pompa air untuk menjamin pasokan air tetap tersedia, terutama saat puncak kemarau.
“Kami berharap ada dukungan konkret dari instansi teknis untuk mengatasi persoalan ini. Sebab sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi warga kami,” imbuhnya.
Selain fokus pada infrastruktur, pemerintah desa juga menggandeng Dinas Pertanian dan lembaga lainnya untuk menghadirkan pelatihan pertanian adaptif berbasis iklim. Pelatihan ini mencakup penggunaan teknologi pertanian hemat air, pilihan varietas unggul tahan kering, serta sistem tanam yang lebih efisien.
Martin juga menekankan pentingnya kesiapan petani dalam menghadapi dinamika cuaca dan kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi. Menurutnya, petani harus dibekali dengan ilmu dan keterampilan baru agar tetap produktif di tengah tantangan lingkungan yang berubah cepat.
Pemerintah desa pun mendorong kolaborasi antarpetani untuk membentuk kelompok tani tangguh yang saling membantu dalam manajemen lahan, distribusi air, dan pemasaran hasil pertanian.
“Kita butuh semangat gotong royong dan inovasi. Ketahanan pangan itu harus dibangun bersama,” jelas Martin.
Dengan komitmen tersebut, Loa Raya ingin menjadi contoh desa yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, menjaga ketahanan pangan, dan mendorong kemandirian ekonomi dari sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan masyarakat. (Adv/ Diskominfo Kukar)
Share this content:
Post Comment