Forum Indonesia-Afrika Ditargetkan Raih Kesepakatan Senilai Rp55,8 Triliun
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury, menargetkan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dapat membuahkan kesepakatan bisnis senilai US$3,5 miliar atau sekitar Rp55,8 triliun.
“Kami berharap forum ini dapat memperkuat kerja sama dengan nilai mencapai US$3,5 miliar melalui berbagai proyek yang melibatkan Indonesia dan negara-negara Afrika di berbagai sektor,” ujar Pahala dalam sesi Media Gathering IAF ke-2 di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).
IAF ke-2 dijadwalkan berlangsung di Bali pada 1-3 September 2024. Forum ini akan dihadiri oleh 28 kepala negara atau pemerintahan dari negara-negara Afrika, serta sekitar 800 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah, organisasi internasional dan regional, serta pelaku bisnis.
IAF ke-2 sendiri akan digelar dengan tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063. Ini yang akan berfokus pada isu terkait transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Forum akan diselenggarakan dalam bentuk pertemuan para kepala negara, diskusi panel, pameran, business matching, dan berbagai side event.
“Kami berharap hasil AIF kedua akan menghasilkan kesepakatan G-to-G, yakni kerja sama bilateral di berbagai sektor antara Indonesia dan negara-negara Afrika, kemudian business deals, kesepakatan bisnis antara kalangan swasta, serta grand design, yakni Kerja Sama Pembangunan dengan Afrika 2024-2029,” ujar Pahala.
Dalam AIP ke-2, Pahala memaparkan setidaknya ada empat isu prioritas yang akan dibahas, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.
“Dalam ketahanan pangan, Indonesia dan Afrika mempunyai kebutuhan pangan yang tinggi. Selain itu memiliki potensi lahan yang luas dan iklim yang baik. Ketahanan pangan memiliki potensi perdagangan dan supply chain pangan, pupuk, hingga pengembangan biofuels,” kata Pahala.
Sementara untuk isu ketahanan energi, Pahala menyebut Afrika dapat menjadi sumber energi (migas), yang di sisi lain juga dapat mengembangkan kerja sama energi terbarukan bersama Indonesia.
Untuk ketahanan kesehatan, Pahala menyebut baik Indonesia dan negara-negara di Afrika mempunyai kebutuhan tinggi untuk obat, vaksin dan alat kesehatan atau alkes. Hal ini berpotensi membuka perdagangan obat, vaksin dan alkes, serta joint development dan production di bidang kesehatan.
Terakhir, untuk isu ketahanan mineral, Pahala menyebut Indonesia dan negara-negara Afrika berpotensi mengembangkan supply chain untuk produksi komponen dan baterai kendaraan listrik (EV) atau kendaraan listrik.
(Sumber : CNBC Indonesia)
Share this content:
Post Comment