Dua Korban Terakhir Longsor Sungai Pinang Ditemukan, Operasi SAR Resmi Berakhir

Penainformasi.com, SAMARINDA – Setelah dua hari melakukan pencarian intensif, Tim SAR Gabungan akhirnya menutup operasi pencarian korban tanah longsor di Jalan Belimau, Gang Bulutangkis, Kecamatan Sungai Pinang. Penutupan resmi dilakukan setelah dua korban terakhir berhasil ditemukan pada kedalaman sekitar 4 meter, menyempurnakan daftar seluruh korban dalam musibah ini.

Komandan Regu SAR, Mardi Sianturi, dalam konferensi pers menjelaskan bahwa operasi pencarian telah mencapai tujuannya dengan ditemukannya Safitri (14) dan Nurul Syakira (17) yang menjadi dua korban terakhir. Keduanya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, menyusul empat korban lain yang sebelumnya sudah ditemukan. “Atas nama tim SAR, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban,” ujar Mardi dengan nada haru.

Operasi SAR yang berlangsung selama dua hari ini melibatkan berbagai unsur dengan total lebih dari 150 personel dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, PMI, dan relawan lokal. Mereka bekerja tanpa kenal lelah meski dihadapkan pada medan yang sulit dan kondisi tanah yang masih labil. Penggunaan alat berat seperti excavator dan teknologi drone thermal menjadi faktor penting dalam mempercepat proses pencarian.

Mardi menjelaskan kronologi penemuan korban terakhir. “Pagi tadi sekitar pukul 09.30 WITA, tim kami mendeteksi adanya indikasi korban melalui drone thermal. Setelah dilakukan penggalian dengan excavator, sekitar pukul 10.45 WITA kedua korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan,” jelasnya. Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati mengingat kondisi tanah yang masih rawan longsor susulan.

Dari total enam korban dalam musibah ini, dua orang berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup, yaitu Tajudin (45) dan Sarul (22). Sementara empat korban meninggal terdiri dari Hamdana (43), Nasrul (25), serta dua remaja yang baru ditemukan hari ini. Seluruh jenazah telah dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Operasi SAR resmi ditutup pada pukul 11.20 WITA setelah dilakukan evaluasi dan debriefing menyeluruh. “Kami telah memastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di lokasi kejadian,” tegas Mardi. Seluruh personel kemudian dikembalikan ke satuan masing-masing dalam kondisi siaga untuk menghadapi kemungkinan operasi selanjutnya.

Pemerintah Kota Samarinda melalui BPBD setempat telah memasang rambu peringatan dan melakukan pemantauan intensif di lokasi kejadian untuk mengantisipasi potensi longsor susulan. Warga sekitar diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan jika menemukan tanda-tanda pergerakan tanah yang mencurigakan.

Mardi menyampaikan apresiasi mendalam kepada semua pihak yang terlibat dalam operasi ini. “Terima kasih kepada seluruh unsur SAR, relawan, media, dan masyarakat yang telah mendukung operasi ini dari awal hingga akhir. Kerja sama yang solid ini menjadi kunci keberhasilan operasi,” pungkasnya.

Dengan ditutupnya operasi SAR ini, fokus kini beralih ke proses pemulihan trauma bagi keluarga korban dan rehabilitasi lokasi kejadian. Pemerintah setempat berjanji akan memberikan pendampingan psikologis dan bantuan lainnya kepada keluarga yang kehilangan anggota keluarganya dalam musibah ini. (ML)

Share this content:

Post Comment