BUMDes Loa Raya Kembangkan Industri Batu Padas dari Lahan Bekas Tambang, Serap Tenaga Kerja Lokal

BANNER-DISKOMINFO-2-scaled BUMDes Loa Raya Kembangkan Industri Batu Padas dari Lahan Bekas Tambang, Serap Tenaga Kerja Lokal

Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA – Inovasi terus digalakkan oleh Pemerintah Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Salah satu terobosan strategis yang dilakukan adalah pengelolaan lahan bekas tambang menjadi kawasan produksi batu padas yang dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya pemberdayaan ekonomi desa serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kepala Desa Loa Raya, Martin, menuturkan bahwa lahan bekas tambang selama ini dinilai tidak produktif, namun dengan perencanaan matang, kini mampu menjadi sumber pendapatan dan lapangan kerja.

“Proses pengolahan batu padas ini kami kelola sendiri. Warga juga kami libatkan dalam operasionalnya, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru di desa,” ucap Martin saat ditemui, Jumat (9/5/2025).

Pengolahan batu padas dilakukan dengan menyewa alat berat untuk memotong dan memecah batu sesuai permintaan pasar. Material batu kemudian diproses dan dikemas sebelum didistribusikan ke pelanggan, yang tak hanya berasal dari wilayah Kukar, tetapi juga daerah lain di Kalimantan Timur.

BUMDes juga memberikan prioritas kepada masyarakat sekitar untuk ikut terlibat dalam seluruh lini usaha, mulai dari pekerja lapangan, sopir pengangkut, hingga bagian administrasi dan pemasaran. Dengan begitu, usaha ini menjadi instrumen nyata pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal.

Martin menyampaikan bahwa modal awal sebesar Rp100 juta telah disiapkan untuk mengoperasikan kegiatan ini. Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan digunakan untuk membiayai penyewaan alat berat, bahan bakar, hingga insentif pekerja.

“Kami melihat potensi besar dari usaha ini. Tidak hanya untuk kebutuhan lokal, tapi juga bisa dikembangkan ke pasar yang lebih luas,” jelas Martin.

Selain keuntungan ekonomi, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pendekatan ekologis dalam mengelola lahan pasca-tambang agar tetap memiliki fungsi produktif. Pemerintah desa menilai bahwa pendekatan ini bisa menjadi contoh bagi wilayah lain yang memiliki masalah serupa.

Dalam jangka panjang, BUMDes Loa Raya berencana mengembangkan unit-unit usaha turunan seperti produksi material bangunan lain dari batu alam, serta membuka pelatihan kerja untuk warga desa agar mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Langkah inovatif ini memperlihatkan komitmen Loa Raya dalam membangun desa melalui pendekatan yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan dukungan masyarakat dan pengelolaan yang transparan, usaha ini diharapkan mampu memperkuat kemandirian desa secara menyeluruh.

“Ini bukan sekadar bisnis, tapi bagian dari gerakan membangun desa dari bawah, oleh warga, dan untuk warga,” tutup Martin. (Adv/ Diskominfo Kukar)

Share this content:

Post Comment