Banjir Tak Lagi Jadi Penghalang, Warga Muara Muntai Hadapi Musim Air dengan Gotong Royong

Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA — Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi bencana banjir musiman. Meski air kerap meluap tiap tahun, masyarakat tak lagi menjadikannya sebagai hambatan utama, melainkan tantangan yang ditanggapi dengan kesiapsiagaan dan kebersamaan.
Fenomena banjir yang melanda enam hingga tujuh desa di Muara Muntai, termasuk Jantur, Along, Kayu Batu, Rebak, Rinding, serta Muara Muntai Ulu dan Hilir, tak membuat kehidupan warga lumpuh. Justru, aktivitas harian masih terus berjalan, berkat adaptasi yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat.
Camat Muara Muntai, Mulyadi Adi, mengatakan masyarakat setempat telah terbiasa menghadapi kondisi tersebut, bahkan menganggap banjir sebagai bagian dari siklus alam yang membawa berkah. Salah satu strategi utama warga adalah meninggikan rumah agar tetap aman dari rendaman air.
“Karena banjirnya ada banyak ikan, masyarakat sudah terbiasa. Artinya, kalau rumah belum ditinggikan ya terdampak. Tapi kalau sudah, aman,” ujar Mulyadi, Kamis (5/6/2025).
Selain adaptasi mandiri, pihak kecamatan juga membentuk jaringan koordinasi lintas sektor bersama pemerintah desa dan instansi teknis untuk mempercepat penanganan. Bantuan logistik dan layanan darurat menjadi fokus utama dalam kondisi seperti ini.
“Biasanya kami berkoordinasi dengan desa, dan juga dengan Dinas Perkim untuk membantu warga yang kurang mampu,” tambahnya.
Berbagai dukungan pun telah disalurkan. Bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmatan), hingga Baznas Kukar turut membantu meringankan beban masyarakat terdampak.
Menurut Mulyadi, banjir bukan menjadi alasan untuk menghentikan roda pembangunan desa. Justru sebaliknya, dengan bantuan dana desa dan dukungan program pemerintah, kemajuan di wilayah-wilayah terdampak tetap berjalan seiring waktu.
“Hampir semua desa sudah maju. Perbedaannya paling sekitar 500 juta, jadi tidak terlalu signifikan,” katanya, menanggapi soal kesetaraan pembangunan antardesa.
Ia menilai, kekuatan gotong royong menjadi pondasi utama yang membuat masyarakat Muara Muntai tangguh dan resilien. Semangat untuk saling membantu dan tetap produktif di tengah tantangan alam terus dijaga.
Ke depan, Mulyadi berharap pola kerja sama antarlembaga dan masyarakat semakin ditingkatkan. Menurutnya, dengan kolaborasi yang solid, penanganan bencana dapat dilakukan lebih efektif dan cepat.
“Kalau semua pihak bekerja sama, penanganan bisa lebih cepat dan warga bisa tetap beraktivitas meski kondisi tidak ideal,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo Kukar)
Share this content:
Post Comment