Tetap Bangkit Usai Banjir, Ponoragan Kembangkan Potensi Tani dan Ikan

BANNER-KOMINFO-KUKAR-FIX-scaled Tetap Bangkit Usai Banjir, Ponoragan Kembangkan Potensi Tani dan Ikan

Penainformasi.com, KUTAI KARTANEGARA – Desa Ponoragan di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, terus berjuang membangun ketahanan ekonomi masyarakat pasca musibah banjir. Meskipun sempat mengalami kerugian besar akibat kolam ikan yang rusak, semangat pemerintah desa bersama warga tak surut untuk mengembangkan potensi unggulan di sektor pertanian dan perikanan.

Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, menyampaikan bahwa sejak sebelum pandemi, dua sektor ini telah menjadi penopang ekonomi desa. Pemanfaatan lahan dilakukan secara optimal, di mana 60 persen digunakan untuk budidaya perikanan, 30 persen untuk tanaman pangan, dan sisanya dialokasikan untuk hortikultura dan usaha lain.

“Kami memang fokus ke perikanan dan pertanian karena itulah potensi utama desa kami,” kata Sarmin, Selasa (15/4/2025).

Dalam pengembangannya, Pemdes Ponoragan telah membentuk kelompok-kelompok produktif seperti kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT). Kelompok ini menjadi ujung tombak pelaksanaan program, mulai dari pelatihan, pengolahan hasil pertanian, hingga pemasaran produk.

Sarmin juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam penguatan ekonomi lokal. Keterlibatan aktif mereka melalui KWT dianggap memberi dampak signifikan terhadap pendapatan keluarga, terutama dalam sektor usaha rumah tangga dan pengolahan hasil tani.

“Perempuan di sini ikut aktif, mereka andalan juga untuk penguatan ekonomi desa,” ujarnya.

Meski pembangunan ekonomi desa berjalan positif, tantangan alam masih menghantui. Banjir besar yang terjadi akibat curah hujan ekstrem beberapa waktu lalu mengakibatkan kerusakan cukup parah di sektor perikanan. Banyak indukan ikan mati, sementara bibit yang telah disiapkan hanyut terbawa arus air.

Melihat kondisi itu, Pemdes tidak tinggal diam. Mereka langsung berkoordinasi dengan sejumlah instansi seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas PU, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk merumuskan solusi permanen guna mengantisipasi bencana serupa di masa mendatang.

“Kami ingin ada rekayasa teknis atau kebijakan agar ini tidak terus terulang,” jelas Sarmin.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemdes Ponoragan telah mengalokasikan minimal 20 persen Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan. Anggaran ini dimanfaatkan untuk pengembangan sarana produksi, pelatihan warga, hingga penguatan kelembagaan tani dan perikanan.

Sarmin menegaskan, keberhasilan program ketahanan pangan tidak akan tercapai tanpa dukungan penuh dari masyarakat. Ia mendorong partisipasi aktif semua pihak agar pembangunan desa lebih cepat dan menyentuh semua lapisan.

“Kalau hanya mengandalkan pemerintah desa saja, hasilnya tidak akan maksimal,” tandasnya.

Dengan kerja sama yang erat dan semangat gotong royong, Desa Ponoragan berharap dapat menjadi model desa mandiri yang tangguh menghadapi tantangan, baik dari sisi ekonomi maupun bencana alam. (Adv/Diskominfo Kukar)

Share this content:

Post Comment